Jangan salah Pride And Prejudice yang akan saya ulas ini bukan arahan Joe Wright melainkan mini seri keluaran BBC tahun 1995. Kisah yang tersedia dalam keping vcd dan dalam enam episode ini, hadir sebagai selingan Piala Dunia 2010 dimana World Cup nya sendiri cukup menghadirkan kelegaan bagi saya dimana tim "jagoan saya" URUGUAY" berhasil melibas sang tuan rumah South Afrika. Menit menit paling mengasyikkan bagi saya yakni ketika eksekusi pinalti Uruguay terhadap Afrika Selatan oleh MAN OF THE MATCH Diego Forlan. Lihatlah raut wajah monsternya dimana terpasang mimik menakutkan, mata yang yang tajam dan sikap tubuh yang tangguh yang siap menjambak jambak kesebelasan dan suporter Afsel. Well.., barangkali kalo di dunia akting, bisa saja ajang sekelas BAFTA akan serempak menominasikannya. (hehehe ngawur).
Ya, mudah mudahan aja cepat menentukan visi misinya sebagai Stasiun Pendidikan lima tahun kedepan.. (kalau bisa dipercepat soalnya 2012 dah dekat)
(maaf ya isinya udah lari lari..)
Sejenak melupakan kekesalan itu maka izinin saya mengajak Anda menyaksikan Potret Sinematik yang indah berlatar kehijuan yang menari nari disana sini,kecantikan arsitektur rumah dan dekorasi taman mereka, keceriaan gadis gadis dan keanggunan pakaian mereka dan satu lagi keeksotisan budaya pesta dansa mereka kalau hendak menerima tamu.Aduhh pengen nian berada didalamnya.
Mengambil Setting di Inggris tepatnya zaman Victoria cerita yang dihadirkan sedikit cheeklit. Ya ampun kalau saya mengingat kata kata "Cheeklit" pasti tertembak ke sekumpulan tumpukan buku buku di Gramedia Store dimana judulnya saja bisa dibilang memaksa isi kepala diremajakan, disampuli sepasang sejoli yang terkait keabadian cinta dan ditempel dengan latar berwarna ceria.
Tapi tidak untuk novel dan serial Pride And prejudice, dari judulnya saja apa yang ditawarkan jauh lebih serius dengan memadukan unsur cinta mendalam yang digarap dengan sangat indah dan dewasa.Uniknya sepanjang 6 episode ini hanya diending saja ada adegan ciuman antara Tuan Darcy dengan Miss Elizabeth Benneth diatas kereta kuda selepas mereka bertunangan. Memang benar yang namanya Inggris itu adab sangat dijunjung tinggi terlepas jabaran adab itu sendiri dinegara kita. Seperti bagaimana pria memperlakukan seorang wanita dengan sangat hormat, bagaimana wanita memasuki pergaulan, dan juga hal hal lain yang terlihat "No Amerika sekalii.." Keren kan makanya kita bisa menikmatinya beramai ramai bersama keluarga.
Ceritanya ada pada keluarga Benneth yang punya lima orang bidadari Jane(Susanah Harker),Lizzy (Jennifer Ehle),Mary,Lidya dan Kitty.
Sang ibu sangat takut kalau saja diantara mereka belum ada yang menikah.Dan pada suatu waktu datanglah rombongan Mr Bingley, pemuda lajang yang tajir dan tampan hendak membeli sebuah Kastil disana. Oh tentu saja Sang Ibu sontak heboh dan berharap putri putrinya tersebut melakukan pendekatan kepadanya.Terutama Jane yang paling tua diantara mereka. Diacara penyambutan tamu / pesta dansa cerita sedikit bergeser karena ternyata Mr Bingley membawa seorang teman dekatnya bernama Mr.Darcy (Collin Firth) yang ngak kalah konglomeratnya. Tapi seperti kebanyakan aristokrat Inggris, sikapnya yang pendiam,angkuh dan menghina pesta dansa membuat semua gadis itu pada jengkel, termasuk sang ibu. Tapi sebenarnya sejak pandangan pertama Mr Darcy terjerembab oleh kecantikan putri kedua mereka Elizzabeth Benneth.Layaknya sinetron Korea, Elizabeth yang juga perhatian padanya tidak langsung bisa menangkap sinyal ketulusan Tuan Darcy. Jane pun pada pertengahan cerita harus kandas dalam mendapatkan cinta seorang Mr.Bingley karena mereka membatalkan membeli kastil tersebut dan tidak akan balik kedesa mereka pada waktu yang sangat lama.Belum lagi tidak ada dukungan keluarga Bingley karena keluarga Bennethpun tidak mempunyai Harta,koneksi dan pendidikan.Begitu juga dengan arus permasalahan Elizabeth terhadap sepupunya Darcy, Lady Catherine yang sangat selektif dalam tiga urusan tadi.
Disinilah demi mewujudkan semua impian dan harapan sang ibu, semua bidadarinya terlibat masalah masalah pelik yang dilandasi oleh sebuah kebanggaan,prasangka,kekeras kepalaan yang bertebaran disepanjang cerita.Tapi yang penting HAPPY ENDING bukan?
Penampilan Collin Firth diserial ini sangat sangat pas dan mengesankan. Dengan sikap tubuh yang tidak terlalu berlebihan karena cintanya yang tak terbantahkan kepada Elizabeth pun begitu ia bisa saja menjadi idola remaja dunia pada era waktu itu. Juga penampilan Mrs Benneth yang disepanjang cerita selalu membuatku tersenyum terhadap wajah kepedihan dan kebahagiaannya. Jangan lupakan juga Si Elizabeth sendiri "Jennifer Ehle" yang tampil intens. Well walau sesungguhnya aku lebih menyukai Collin Firth dipasangkan dengan Keira Knightley. Pada akhirnya saya harus mengakui kwalitas serial ini dan bagaimana dengan versi filmnya? Lusa akan saya uraikan karena bulan ini sepertinya bulan yang penuh cinta. Jadi semakin penasaran ya...
QUOTE:
Elizabeth Bennet: Lady Catherine, in marrying your nephew, I should not consider my self as quitting that sphere. He is a gentleman, I am a gentleman's daughter. So far we are equal.
Mr. Darcy: Yes. I can offer no justification. It was an arrogant presumption based on a failure to recognise your true feelings and Miss Bennet's. I should never have interfered. It was very wrong of me, Bingley, and I apologise.
Jane Bennet: May I have the carriage, Father?
Lady Catherine: I am most seriously displeased.
TiTLE : Pride And Prejudice Based On Novel Jane Austen
CAst :Collin Firth,Jennifer Ehle,Susannah Harker,Julia Sawalha,Crispin Bonham Carter
Distributor : BBC Score :3.5/5 | ||