Jangan salah Pride And Prejudice yang akan saya ulas ini bukan arahan Joe Wright melainkan mini seri keluaran BBC tahun 1995. Kisah yang tersedia dalam keping vcd dan dalam enam episode ini, hadir sebagai selingan Piala Dunia 2010 dimana World Cup nya sendiri cukup menghadirkan kelegaan bagi saya dimana tim "jagoan saya" URUGUAY" berhasil melibas sang tuan rumah South Afrika. Menit menit paling mengasyikkan bagi saya yakni ketika eksekusi pinalti Uruguay terhadap Afrika Selatan oleh MAN OF THE MATCH Diego Forlan. Lihatlah raut wajah monsternya dimana terpasang mimik menakutkan, mata yang yang tajam dan sikap tubuh yang tangguh yang siap menjambak jambak kesebelasan dan suporter Afsel. Well.., barangkali kalo di dunia akting, bisa saja ajang sekelas BAFTA akan serempak menominasikannya. (hehehe ngawur).


Kembali ke titik ulasan. Serial yang diangkat dari buah karya Jane Austin ini sedikit mengagetkan saya.Pasalnya saya sudah lama sekali tidak menonton serial televisi yang berjalan lambat dan amat detail. Hal ini jelas sekali sebuah eksekusi pasif alias eksekusi tanpa sadar pelarian konsumen sinema pada tontonan tontonan negara kita yang muatannya bersinergikan efek kebosanan dan kemelorotan mental.Dan tentu saja hasil usaha pelarian tersebut menjadikan wawasan saya cukup cerah ( well saya sangat yakin kalau semua blogger sinema adalah Pelarian Generasi Plus). Lagian untuk apa mempertahankan TPI beserta seubrek kasus pailit didalamnya kalau kepercayaan masyarakat telah sirna tak bersisa. Saya masih bingung, neh stasiun padahal mengadopsi embel embel PENDIDIKAN bak hendak menjadi "Televisi Setengah Dewa" dinegara ini namun apa yang ditayangkannya justru "Televisi Setengah Klenik".

Ya, mudah mudahan aja cepat menentukan visi misinya sebagai Stasiun Pendidikan lima tahun kedepan.. (kalau bisa dipercepat soalnya 2012 dah dekat)


(maaf ya isinya udah lari lari..)


Sejenak melupakan kekesalan itu maka izinin saya mengajak Anda menyaksikan Potret Sinematik yang indah berlatar kehijuan yang menari nari disana sini,kecantikan arsitektur rumah dan dekorasi taman mereka, keceriaan gadis gadis dan keanggunan pakaian mereka dan satu lagi keeksotisan budaya pesta dansa mereka kalau hendak menerima tamu.Aduhh pengen nian berada didalamnya.

Mengambil Setting di Inggris tepatnya zaman Victoria cerita yang dihadirkan sedikit cheeklit. Ya ampun kalau saya mengingat kata kata "Cheeklit" pasti tertembak ke sekumpulan tumpukan buku buku di Gramedia Store dimana judulnya saja bisa dibilang memaksa isi kepala diremajakan, disampuli sepasang sejoli yang terkait keabadian cinta dan ditempel dengan latar berwarna ceria.
Tapi tidak untuk novel dan serial Pride And prejudice, dari judulnya saja apa yang ditawarkan jauh lebih serius dengan memadukan unsur cinta mendalam yang digarap dengan sangat indah dan dewasa.Uniknya sepanjang 6 episode ini hanya diending saja ada adegan ciuman antara Tuan Darcy dengan Miss Elizabeth Benneth diatas kereta kuda selepas mereka bertunangan. Memang benar yang namanya Inggris itu adab sangat dijunjung tinggi terlepas jabaran adab itu sendiri dinegara kita. Seperti bagaimana pria memperlakukan seorang wanita dengan sangat hormat, bagaimana wanita memasuki pergaulan, dan juga hal hal lain yang terlihat "No Amerika sekalii.." Keren kan makanya kita bisa menikmatinya beramai ramai bersama keluarga.

Ceritanya ada pada keluarga Benneth yang punya lima orang bidadari Jane(Susanah Harker),Lizzy (Jennifer Ehle),Mary,Lidya dan Kitty.
Sang ibu sangat takut kalau saja diantara mereka belum ada yang menikah.Dan pada suatu waktu datanglah rombongan Mr Bingley, pemuda lajang yang tajir dan tampan hendak membeli sebuah Kastil disana. Oh tentu saja Sang Ibu sontak heboh dan berharap putri putrinya tersebut melakukan pendekatan kepadanya.Terutama Jane yang paling tua diantara mereka. Diacara penyambutan tamu / pesta dansa cerita sedikit bergeser karena ternyata Mr Bingley membawa seorang teman dekatnya bernama Mr.Darcy (Collin Firth) yang ngak kalah konglomeratnya. Tapi seperti kebanyakan aristokrat Inggris, sikapnya yang pendiam,angkuh dan menghina pesta dansa membuat semua gadis itu pada jengkel, termasuk sang ibu. Tapi sebenarnya sejak pandangan pertama Mr Darcy terjerembab oleh kecantikan putri kedua mereka Elizzabeth Benneth.Layaknya sinetron Korea, Elizabeth yang juga perhatian padanya tidak langsung bisa menangkap sinyal ketulusan Tuan Darcy. Jane pun pada pertengahan cerita harus kandas dalam mendapatkan cinta seorang Mr.Bingley karena mereka membatalkan membeli kastil tersebut dan tidak akan balik kedesa mereka pada waktu yang sangat lama.Belum lagi tidak ada dukungan keluarga Bingley karena keluarga Bennethpun tidak mempunyai Harta,koneksi dan pendidikan.Begitu juga dengan arus permasalahan Elizabeth terhadap sepupunya Darcy, Lady Catherine yang sangat selektif dalam tiga urusan tadi.
Disinilah demi mewujudkan semua impian dan harapan sang ibu, semua bidadarinya terlibat masalah masalah pelik yang dilandasi oleh sebuah kebanggaan,prasangka,kekeras kepalaan yang bertebaran disepanjang cerita.Tapi yang penting HAPPY ENDING bukan?

Penampilan Collin Firth diserial ini sangat sangat pas dan mengesankan. Dengan sikap tubuh yang tidak terlalu berlebihan karena cintanya yang tak terbantahkan kepada Elizabeth pun begitu ia bisa saja menjadi idola remaja dunia pada era waktu itu. Juga penampilan Mrs Benneth yang disepanjang cerita selalu membuatku tersenyum terhadap wajah kepedihan dan kebahagiaannya. Jangan lupakan juga Si Elizabeth sendiri "Jennifer Ehle" yang tampil intens. Well walau sesungguhnya aku lebih menyukai Collin Firth dipasangkan dengan Keira Knightley. Pada akhirnya saya harus mengakui kwalitas serial ini dan bagaimana dengan versi filmnya? Lusa akan saya uraikan karena bulan ini sepertinya bulan yang penuh cinta. Jadi semakin penasaran ya...


QUOTE:

Elizabeth Bennet: Lady Catherine, in marrying your nephew, I should not consider my self as quitting that sphere. He is a gentleman, I am a gentleman's daughter. So far we are equal.
Mr. Darcy: Yes. I can offer no justification. It was an arrogant presumption based on a failure to recognise your true feelings and Miss Bennet's. I should never have interfered. It was very wrong of me, Bingley, and I apologise.
Jane Bennet: May I have the carriage, Father?
Lady Catherine: I am most seriously displeased.
Miss Bingley: And now the mother! Are we to be invaded by every Bennet in the country? Oh, too much to be borne.


TiTLE : Pride And Prejudice Based On Novel Jane Austen
CAst :Collin Firth,Jennifer Ehle,Susannah Harker,Julia Sawalha,Crispin Bonham Carter
Distributor : BBC
Score :3.5/5


















Sebenarnya saya sedikit susah untuk menyukai lagu lagu lokal belakangan ini. Bahkan playlist music dihandphone saya akan dengan sangat manis dilihat dan didengar apabila tidak ada lagu lokal ( Trivia : saya penggemar Uncle Phill Collins, Michael Buble dan Glen Hansard.)Teman teman saya yang sering meminjam Hp/mp3 saya pasti menyindir saya "lagu lagunya sok elit pake berbahasa inggris. " hahhahaha bahkan teman yang paling dekat dengan saya mengerutkan dahi melihat playlist saya. Abiss mereka ngak kenal siapa itu Michael Buble dan siapa itu sang legendaris James Taylor.

Sayapun sadar didalam diri saya sudah mulai luntur kecintaan saya terhadap lagu pop indonesia secara umum. Seperti Ungu,Drive,dan Cinta Laura yang mendengar namanya saja kepala agak mumet. Tapi jangan salah , 5 tahun yang lalu saya sangat suka meng Update lagu lagu Marcell,Chrisye,Peterpan,Glenn dan tak lupa Ada Band (yang ini agak melow).

Memang harus diakui blantika musik Indonesia cukup saya akui sebagai industri yang sangat menjanjikan buat semua seluk beluk musisi profesional dan juga amatiran.Tidak ada batasan untuk siapapun jika dilihat dari latar profesi untuk terhalang memasuki dunia musik, begitu juga sebaliknya. Ada yang bagus dan ada juga yang tidak. Baru baru ini aktris muda pemenang Panasonic Award Nikita Willy hendak membuat single terbaru.Begitu juga dengan selebritis lain yang mencoba pengalaman disini.Bahkan pelawak sekalipun semacam "Aziz Gagap" sudah menelurkan sebuah single (agak nyengir mendengar suaranya dia yang...)

Hmm.., hanya saja tidak semua hasil karya band/solo/duo yang lagi tenar mendapatkan sambutan yang mencerahkan dimata saya.Dasar saya mengatakan hal itu hanya satu "Kwalitas" yang mungkin substansi yang di nomor sepuluh kan oleh penyanyi anak sekarang.Kwalitas itu mencakup materi lirik yang bagus,komposisi yang indah dan aransemen yang menarik dengan kreatifitas tinggi dalam mengolah materi pop ke tingkat yang sangat tak terduga. Kata "tak terduga" ini saya ibaratkan sebuah kondisi dimana "TERNYATA" lagu Pop bisa dipadu-padankan dengan Keroncong, lagu pop bisa diolah dengan Jazz, dan lagu pop pun bisa ditampilkan dalam lantunan khas "kedaerahan".

Makanya saya tak heran mengapa "ST 12" merupakan band nomor satu ditahun ini dimata saya dibandingkan dengan DEmassive (yang masih dipertanyakan orisinilitas karya mereka)karena mereka menempatkan unsur "melayu" sebagai WAJAH dan IDENTITAS karya mereka sebagai sebuah paket track yang unik dan berkwalitas, Bondan Prakoso yang memprakarsai unsur pop bernuansa keroncong, begitu juga dengan kekaguman saya ama CHANGCUTTERS ( pas ngak ejaannya..) yang menerapkan kata "Ekstrensik" sebagai aset utama dalam penampilan mereka.

Jadi jangan salahkan saya yang memang agak memberikan batas batas abstrak terhadap lagu lagu lokal. Karena banyak sekali pertimbangan saya terhadap lagu sebagai sebuah media yang menceritakan hati dan pikiran saya seperti apa.Music adalah ritual bagai ritual bagi saya dan juga sebuah warna esensi dari kepribadian saya. Makanya saya menyukai Vicky Sianipar ( well sebagai seorang Batak sejati walau wajah agak Chinese) yang lagu lagunya sangat indah,magis dan memiliki komposisi ajaib yang bisa meng convert lagu lagu Batak ada dalam tataran modern.

Sama seperti film , jangan paksa saya menyukai MERANTAU yang agak aneh dipandang dari banyak sudut walau secara umum tertutupi dengan adegan laganya yang "katanya" keren.
Begitu juga dengan PANS LABYRINTH yang masih menjadi tanda tanya besar didalam diri saya akan profil dan kehebatan film Del Toro ini. Weell, saya memang merasakan atmosfir khas Del Toro namun agak sulit mencerna wajah kwalitas film ini.


Sebagai penutup saya mau mempromosikan CITRA IDOL yang style nya sangat saya sukai. Wahh kog aQ berharap sekali dia menang Idol... ya.., Citra mampu melumerkan apa itu rasa skeptis saya terhadap musik lokal. dan ternyata benar lohh.., saya malah menyukai lagu C.I.N.T.A yang awalnya agak aneh kemudian benar benar rasanya keren. Begitu juga dengan lagu Sherine "Gregetan" pesan lagu itu nyampe banget.
Waah ternyata aku telah ditembak dengan senjata utama dia "jazz"...
Mau lagi........................






(Sebenarnya ini postingan lama di facebook waktu tamat sma dulu, tapi saya rasa esensinya enggak berkurang sama sekali..,let's check it)
Biasanya nih, ada nomat di asrama tercinta jam 10 malam abis ibadah. Para penanggung jawab yang peduli banget dengan kesuksesan nonton bareng tersebut pasti udah mulai gerah kalau belum dapat kaset yang dinilai layak untuk ditampilkan. Sebut saja salah satunya berinisial HS ( wuihh... bukan aku ya) yang pernah meletakkan buanyak dvd dvd bajakan di kasur tapi nga satu pun yang gregetan liat covernya.
Beranjak ke barak putri mencari cari kwaset. Rata rata film horror jepang atau film doggy pintar.
Padahal seleralah yang membuat film itu menjadi dua kubu. Kubu barak putri yang suka teriak teriak liat hantu serem yang make up nya ketebalan, padahal tujuannya biar sempat meluk orang disebelahnya.
Kubu yang satu lagi mungkin aja suka yang psikopat,cincang cincang,bacok bacok ala Jigsaw/Texas chainshaw lantaran pengen belajar make pisau untuk motong kuku (hmp..).


Tapi yang pasti Nomat adalah salah satu waktu yang tanpa disadari atau tidak, titik kebersamaan penghuni asrama saling menyatu ( kecuali sepasang kekasih yang pengen terus berdua di pinggir danau/di ruang piket menatap bulan. ciyeee..

Film pertama yang kutonton waktu itu adalah HOSTEL 2. Adegan yang paling membuat orang mau muntah pas waktu seorang cewe digantung terbalik dan disayat sayat sampe berlumuran darah kayak jagal kambing di pasar Pandan. entah siapa yang mengusulkan film tersebut padahal LSA (Lembaga Sensor Asrama, cam bener aja ..) udah punya feel negatif (Siapa tuh anggotanya kemaren?Apa? Hendrik?hehehe.. )

Lanjut ke pekan selanjutnya menggagaskan kisah seorang illusionis /pesulap legendaris "Eisenheim" yang mengguncang ranah Eropa berjudul "THE ILLUSIONIST''.
Bagi penggemar film sejati tentu ngak asing ama tokoh utamanya Edward Norton yang udah melariskan sekuel THE INCREDIBLES HULK.

Film THE ILLUSIONIST sendiri digarap dengan sinematografi yang indah, alur yang tak berbelit dan cerita yang cukup tidak ngebosenin.

Ngak tahu selang berapa bulan, jadi deh film I AM LEGEND dapat atensi dari nomaters.Padahal neh film macam dongeng sebelum tidur...

Film lain yang kucoba mengingat ingatnya yakni THE PURSUIT OF HAPPINES, THE ROCKY BALBOA ( padahal ada film Babel yang kusarani),DEATH NOTE,JOURNEY TO CENTER OF THE EARTH, WILD, HANCOCK, INKHEART, TWILIGHT dll ( dan lupa lupa)..Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa nomat Asrama hanya buat hiburan seadanya. tidak ada yang sampai kepikiran buat resensi di blog segala (kecuali aku)..


kawan sekamar yang juga hoby film

Tapi kudengar dengar nomat tidak lagi dibuat menjadi salah satu kegiatan asrama dan diganti menjadi pentas seni yang tak kutahu bagaimana kelanjutannya.Affair tersebut terdengar Semenjak sekolah membedakan siapa kepala sekolah dan siapa kepala asrama atau tepat angkatan kami dah pada bubar.

Sedih sekali rasanya. Kalau aku salah satu angk.14 sampai angk.16 wah mana betah bokong ini menjalani malam minggu. Cabutlah...heehhw (lompat pagar, makan mie tektek minum bandrek). iya kan Spi ^_^

Tapi buat anda anda para mantan nomaters, nomat itu mungkin (karena ngak semua hoby nonton) salah satu alternatif penting mengatasi kejenuhan weekend (kecuali ada yang punya modal manggang manggang).Tergantung seberapa pahamnya kita anak asrama saling kumpul bareng en buat pengalaman .En pintar pintar kita aja melengkapi sebuah momen dengan kawan,pacar, family and other.

Jadi wajar aja kalau Si Susan dan si Christ penasaran nonton film 2012 di Paladium karena kebawa rasa penasaran.hehehe ketemu lagi
Padahal hasilnya...huahhhh nyebelin.
-----------------------------------------------------------------------------
Yang Ngak Lucu Ketika Nomat

1.Nonton Harpot The Order Phoenix menggantiin Hostel 2. Padahal film ini mau ngak mau harus selesai pas pukul 00.00 Ingat berapa menit nontonnya kemaren? 45 menit.
2.Nonton INKHEART ngak ada suara pemainnya, cuman mengalun alun lagu latarnya . 80% pasti nomaters dah ngopi di alam mimpi.
3. DUa minggu berturut turut nayangin film keluarga tentang penyayang anjing yg bisa ngomong dengan efek CGI. Ya ampun.makin ngeri banget revolusi Selera kita ini.
4.Nonton film yang bersambung "DEATH NOTE" Nyamuk mana yg nga penasaran liat film keduanya? Idealnya ngapain mutar film nanggung macam gitu? Lum tentu kan minggu depan mutar yg kedua?
5.Pernah nawarin Babel namun Lembaga Sensor Asrama ngak tahan ama telanjang frontal "Rinko Kikuchi"..sebel..!!!



Tahun 2007 lalu, rasanya tak lengkap tanpa mencicipi hidangan bermusikalitas tinggi yang mengambil setting di Dublin berjudul simple "Once".Film independent arahan John Carney ini tampil dengan ide cerita yang sangat sederhana dan minim teknis, namun meletakkan unsur musik dan romantisme sebagai roh yang hidup disetiap scene didalamnya.Romantis? yups.., coba kita ingat kembali Before Sunset yang mengalir lewat dialog dialog padat antara Jesse dan Celine dilatari dengan landscape Sungai Rheine dan jalanan kota Paris yang manis.Oh..betapa irinya saya pada pertemuan tak terduga mereka yang mengalir dengan dialog dialog fresh,cerdas dan tetap menyunggingkan lekukan senyum diwajah saya...Apalagi dengan sajian ending yang benar benar waahhh...
Begitu juga dengan Once,"Guy dan Girl" dipertemukan dan dipersatukan lewat musik yang membelai belaitelinga anda yag sudah lama sekali merindukan dentuman musik musik berselera tinggi. Diawali dengan pertemuan mereka dijalanan Dublin, sama sama menyukai musik dan bekerja sama debut rekaman.Melalui lagu lagu yang mereka bawakan, akhirnya muncullah benih benih cinta dalam tataran yang sesungguhnya walaupun tidak diungkapkan lewat sorotan mata dan ungkapan berupa kata kata.


Satu lagi, Pemandangan kota Dublin indah nan alami, Grafton Street yang sangat menyejukkan dengan hamparan pegunungan hijau dan ditingkahi perairan yang biru menjadikan pengalaman menyaksikan Once semakin menyenangkan.Berbicara dengan musik itu sendiri ada banyak track track yang ditawarkan, satu diantaranya (Falling Slowly) dipromosikan ke Oscar dan berhasil memenangkannya.Tapi kalau disuruh memilih sepertinya track "Say It Me Now"lah yang benar benar paling saya acungin jempol.Darah saya ikut ikutan mengalir kemuka mendengar jalinan emosi Guy yang sangat tinggi penghayatannya serta liriknya yang memang bagus. Ada juga "Broken Hearted Hoover fixer sucker guy" yang paling unik dari kesemuanya ,dan juga "All The Way Down" yang paling menyentuh.Guy (nama tidak disebutkan sepanjang film) diperankan dengan sangat apik oleh Glen Hansard.Pria yang memang orang asli Irlandia ini bakal akan saya nanti nanti album ataupun filmnya kedepan. Karena memang saya bukan orang sangat suka dengan lagu lagu hardcore pun dengan lagu melow. Glen Hansard adalah jawabannya.

once.. oncei knew how to look for you..
once.., once..,

but that was before
once..., once...
i would have laid down to died foe you
once..., once...
but not anymore...






Title : Once
Cast : Glen Hansard,Marketa Irglova,Hugh Walsh, Gerard Hendrick
Directed By: John Carney

Score : 4.5/5



The Wrestler sebuah bingkisan cerita yang memilukan dari seorang pegulat profesional dalam menjalani masa pensiunnya. Pada awalnya, The Wrestler sempat saya kira sebuah film yang mencoba menghidupkan kembali gegap gempitanya Smackdown dan WcW yang menjadi trend sewaktu saya masih kecil dulu. Ternyata tidak sama sekali. Sang Sutradara Darren Aronofsky yang sebelumnya dikenal mengarahkan film Requiem For A dream dan The Fountain kembali lagi dengan tangan dinginnya menceritakan kisah yang sangat mengagumkan untuk disimak ini.

"I Just Want to say to you all tonight. I'm very grateful to be here. A lot of people told me that i'd never wrestle again and that's all i do.You know, if you live hard and play hard and you burn the candle at both ends , you pay the price for it. you in this life you can loose everything you love, everything that loves you. Now I don't here as good as I used to and i forget stuff and i aint as pretty as i used to be but God damn it 'i'm still standing here and i'm Ram'. As times goes by, as time goes by they say "he's washed up, he's finished, he's a loser, he's all through.." You know what? The only one thats going to tell me when i'm through doing my thing is you people here.."Randy Ram


The Wrestler menceritakan sisi lain seorang Ram, pegulat profesional yang sangat terkenal di era 80'an. Sehabis melewati masa mudanya yang penuh kejayaan diatas ring, kini dia melewati masa tuanya. Kecintaan yang begitu besar terhadap dunia gulat diperlihatkannya dengan menampilkan aksi yang sangat keras,brutal dan bersimbah darah. Bahkan untuk mempertahankan bentuk otot dan staminanya, Ram harus mengkonsumsi obata obatan yang justru memperburuk kondisi jantungnya. Diluar ring kita akan dihadapkan pada kehidupan dan sisi lain seorang Ram. Kehidupannya amat sangat sulit. Sakit sakitan tanpa adanya orang lain yang memeperhatikannya, hidup dirumah yang terkunci karena belum membayar sewa sehingga terpaksa bermalam dimobil, ditolak oleh putrinya yang merasa tidak pernah diperhatikan olehnya, sampai pada kisah asmaranya pada seorang stripper yang tidak sesuai harapan.

Ceritanya mengalir dengan sangat nyata,getir dan benar benar sanggup menterjemahkan wajah kehampaan Randy Ram.Itulah kelebihan The Wrestler Pada akhirnya merasa ditolak mentah mentah oleh beberapa orang penting dari hidupnya, ia pun memutuskan keluar dari pekerjaannya di supermarket dan melepas kerinduannya diatas ring bersama orang orang yang memujanya dan mengakhiri hidup sebagai seorang pegulat seutuhnya. Ah.., sungguh sangat menyentuh. Apalagi dengan tampilan ending yang sanggup mencapai titik titik perenungan yang teramat dalam.


Randy Ram diperankan dengan sangat menggugah oleh Mickey Rourke sebagai come back nya beliau di perfilman. Ram is Mickey and Mickey is Ram menyiratkan betapa tak jauh berbedanya kehidupan Mickey Rourke dengan karakter Ram. Inilah film yang sangat mampu menerjemahkan dalam "skala besar" apa itu kehampaan hidup.

The Wrestler pun memperkenalkanku dengan Evan Rachel Wood sebagai putrinya Ram. Aktingnya cukup bagus dan sangat natural menampilkan garis garis kekecewaannya kepada sang ayah. Begitu juga dengan Marissa Tomei , aktris senior ini beraksi sebagai stripper profesional yang bekerja di klab malam. Untungnya penampilannya tidak sempat membuatku horny karena terjerat terlalu dalam oleh karakter Ram.
The champion never downs, he just 'burns out'..

Title : The Wrestler (2008)
Cast : Mickey Rourke,Marissa Tomei, Evan Rachel Wood
Director : Darren Aronofsky

Score : 4.25/5

Silahkan mendengarkan track "the wrestler" yang begitu syahdu dibawah ini:


Lyrics | Bruce Springsteen - The Wrestler lyrics


Sebelum saya mereview film yang sangat nikmat ini, saya mau mengungkapkan rasa kekesalan,penyesalan dan rasa bersalah saya yang teramat dalam dimana seorang moviegers sejati dengan teganya menyewa There Will Be Blood yang bajakan. Bayangkan saja, ini masih menyewa, bukannya mangkir dan membeli di warung warung pinggir jalan.Mengapa sih film tidak mendapatkan tempat yang nyaman dan tanpa masalah layaknya novel dan majalah yang bebas dari pembajakan. Dan mengapa belum ada formulasi yang mutakhir untuk urusan yang satu ini? Terkadang saya meringis,dengki dan mencaci maki melihat film film yang saya sukai dibajak dan diperjual belikan , belum lagi yang tersedia dalam paket collection. Ya sudah, sayapun bukan berarti tidak pernah nonton dvd bajakan, ya kalau ada alasan yang mendasar seperti sudah kebelet pengen nonton, dan tidak sampai ketahap mengedarkan dan menjualnya yang jelas pelanggaran hak cipta. Ini Indonesia Bung..! Negara yang amat prima dalam urusan ini. Arsip negara aja udah bisa kebobolan. Contohnya aja naskah UN. Idiih.., pinter banget kan?

Sungguh sebagai budak sinema (lebay..) saya bagai ditampar dan diaduk aduk oleh perasaan dan hati kecil saya yang selama ini selalu saya tempatkan dan pergunakan dalam menilik refleksi kehidupan didalam film tersebut. Entahnya itu penuh tawaan, memori kehidupan dan macam lainnya.
Ternyata There Will Be Blood bahkan sanggup menjaring urat nadi saya.

Betapa tidak, logam keegoan dan kesombongan yang tertanam dalam diri semua orang termasuk didalam diri saya seakan akan ditusuk ngak karuan oleh alur cerita yang sangat ferocious,memancarkan wahyu dan hendak melumatku dalam sebuah dentang kehidupan yang sangar dan mencekam.

There will Be Blood adalah sebuah film yang sangat utuh dan sangat buas.It's breathing, mengendus endus naluri dan skema skema kehitaman yang disajikan reveals,excites,disturbing dan provokes yang dipadukan dengan score musik yang kelam,thrilling dan eksperimental ( ya..menurut telingaku).


There Will Be Blood menceritakan seorang Daniel Plainview (Lewis) yang pada awalnya bekerja sebagai penambang emas yang melawat kearah barat mencari minyak bersama anak angkatnya H.W.
Anda tidak akan pernah melupakan resonansi watak Daniel Plainview yang bebal dan tamak dan mungkin hanya bisa dimainkan oleh satu satunya aktor watak terbaik sejagat raya Daniel D Lewis.

Lantas dia menemukan ladang minyak tak bertuan, ia akhirnya mengambil alih kepemilikan tanah tersebut dengan menyakinkan kepada warga dan oposisi agama disana.Semua warga menjual tanahnya kepada Plainview, kecuali Brandy. Ia harus meminta izin kepada Brandy untuk mendapatkan persetujuan dirinya agar dapat menanamkan pipa melewati areal tanahnya.

Eli Sunday (Paul Dano), salah satu penduduk dan pendeta setempat menyarankan Daniel agar mengadakan pemberkatan sebelum diadakan pengeboran. Tapi Daniel yang bebal tidak mengindahkan saran tersebut. Alhasil, muncullah kejadian kejadian yang sangat tidak diharapkan.

"akan ada darah yang tertumpah..."

ya..,korban mulai berjatuhan dan anaknya yang mengalami kecelakaan disaat sumur meledak mengalami disfungsi telinga alias tuli. Tapi Lewis tetap mempertahankan anaknya tersebut walau sempat ia buang kepada orang lain.

Daniel kini menjadi orang sukses, anaknya menikah dengan adiknya Eli Sunday. Eli pun baru saja selesai dari misinya dalam menyebarkan kotbah. Eli meminta pertolongan kepada Plainview dan mengatakan bahwa tanah Brandy dapat dipakai untuk pengeboran. Tapi Plainview telah mengerjakannya dan menyuruh Eli Sunday untuk mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa dia Adaalah Nabi Palsu dan mengakui bahwa Tuhan hanyalah khayalan.

Di scene terakhir adu akting antara Paul Dano dan Daniel Day Lewis amat memikat. Masih teringat bagaimana Plainview mengatakan "I Drink Your Milkshake" dengan sangat menyeramkan menjadikan Quote ini adalah yang paling mencengangkan selama satu dekade.Paul Dano yang kita kenal nyaris tak pernah ngomong sebagai Dwayne di Little Miss Sunshine, berbeda jauh sebagai karakter Eli yang mulutnya macam "ember".

Film yang diadaptasi dari novel Upton Sinclair berjudul OIL! adalah sebuah karya yang sangat cemerlang. Bahkan kalau dikatakan dalam bahasa matematikanya "limit x menuju 100".

Inilah Masterpiece yang sesungguhnya yang melampaui batas keinginan saya.

Dan percaya atau tidak, film ini akan sulit tergoyahkan dipuncak teratas pengakuan film film terbaik satu dekade.

Score: 4.5/5


Diberdayakan oleh Blogger.