Jika kebanyakan orang di dunia mengenal film "Social Network" sebagai tonggak "jejaring sosial" yang masuk layar sinema, Catfish adalah teman seperjuangan yang mungkin tidak banyak penjamahnya.Wajar saja demikian, mengingat film ini maunya diarahkan pada gaya dokumenter serta ditujukan pada khalayak penikmat film festival-tentu penonton mainstream akan berpikir betapa narsisnya film low profile ini menduduki singgasanana eksistensinya. Marilah meraba raba pemukaan Catfish ini-

betapa menyenangkannya Catfish ini secara keseluruhan- dari perkenalan awal, bagian tengahnya sampai pada tahap tahap yang mengarahkan kita arti dan pesan pada judul yang dipakainya.Tapi jika kita ditanya film tentang apakah Catfish itu? Ah... tidak mudah menjawabnya tapi mari kita analisis .. Sebatas memperkenalkan jejaring sosialkah? Add meng add orang yang kita kenal?Upload meng upload video amatir? Melihat photo photo seseorang yang dipuja walau tak mengenalnya sama sekali? Berarti menyenangkankah (?!) setelah kita sampai pada tahap pertengahan- laah mengapa film ini menjadi "road movie" hendak menikmati perjalanankah?Wait wait lah terus mengapa sampai tahap akhir kita diajak menghumbar duka?Apa apaan ini? Coba lihat ekspresi pria pria narsis, lugu dan ceria ini?Inikah hadiah dari perjalanan panjang yang setimpal untuk sebuah rasa penasaran yang akut?

Beberapa teman sepakat tidak mudah dalam memberikan ulasan yang menyentuh aspek plot untuk adik seperjuangan Sosial Network ini, disatu sisi ada rasa yang hendaknya harus ditanggalakan jika ingin berbagi disini,sisi baiknya menghindari bocoran bocoran yang tampak begitu eksplisit.Ataukah dalam kondisi yang lain maukah anda saya ajak untuk lebih serius dalam mempelajari elemen elemen didalamnya?Seperti mengolah sudut pandang sebagai anak kuliahan jurusan sosiologi disuatu ruang diskusi yang hening? Jika ya kita akan sepakat bahwa film ini adalah studi realitas sosial yang amat sangat kompleks, suatu film yang begitu menggebrak dengan sentilan keangkuhan dominasi sang abang, ketika jejaring sosial banyak menyentuh pundi pundi dan sisi lain dari kehidupan.Kita akan melihat betapa realitas sosial sudah bertatapan dengan era informatika begitu intim bagai dua sejoli yang entah sudah dibutakan oleh daya dorong masing masing.Juga menyadarakan kita betapa dekatnya dengan gadget gadget yang belakangan sangat marak dikehidupan kita dan tentunya jadi bumbu bumbu tambahan dari kisah ini.Seperti yang ditayangkan disini, yakni betapa menyenangkannya mengulik youtube dan google, atau unduh mengunduh musik serta google maps..Hei ini khan kebiasaan saya dan umumnya anak muda dizaman sekarang?

Catfish memperlihatkan studi yang lebih deep dalam menegaskan demam jejaring sosial dan tingkah pola orang orang didalamnya.Seperti memperhatikan suatu pergeseran yang kasat mata, coba telisik lebih sempit lagi, sehingga kita bisa memandang fokus pembedahan tingkah laku pola orang tersebut.

Apakah setiap orang memiliki motif yang sama ketika berinteraksi didunia?Sehingga menebarkan sebuah bom ilusi yang begitu menggelisahkan yang menjadikan seseorang berkelakuan sebegitu janggalnya.Jika benar demikian maka Catfish adalah sisi mesterius dari jejaring sosial serta perlakuan perlakuan dari gadget yang saya katakan tadi.


"Miris?" Oh ya inilah komposisi yang begitu mendalam ketika kisah ini hadir disetiap lini termasuk alurnya.Dengan style dokumenter sang sutradara Henry Joost, Ariel Schulman hendak menjadikan suatu kenyataan senyata nyata mungkin bagaimana seseorang hendak memanipulasi diri dan kehidupannya.Ah begitu kritisnya CATFISH ini....Dibalut dengan gaya dokumenter kita boleh mempertanyakan keaslian dari film ini? Apakah ini hanya sebuah mockumentary? Sehingga tampak hendak menggeser maksud dari style dokumenter tersebut? Apalah itu Catfish dengan sisi romantisnya yang begitu terpancar dengan sang kakak Social Network, tidaklah salah ini adalah sebuah duo romantisme yang begitu alot. Catfish tidak dominan dalam menampilkan sisi serius sebagaimana sang kakak, ia menerapkan sisi "penyadaran", oh inikah hasil muntahan tawa mereka sejak dari awal..?
Directors: Henry Joost, Ariel Schulman Stars: Melody C. Roscher, Ariel Schulman and Yaniv Schulman
Country: USA Language: English Genres: Documentary
MOAN AND NEW LINE CINEMA SCORE
........................
A


Diberdayakan oleh Blogger.