Bagaimanakah ketika manusia dengan kemajuan teknologi komputerisasinya menciptakan sebuah robot yang di stel memiliki indera perasaan? Akankah manusia dapat memperlakukan secara adil sebuah penciptaan sebagaimana Tuhan dapat memperlakukan Adam sebagai karya-Nya yang paling mulia.Dari legendaris Stanley Kubrick kepada Steven Spielberg diangkatlah sebuah desain futuristik yang diadaptasi dari cerita pendek "Supertoys Last All Summer Long" karya Brian Aldiss berjudul Artifisial Intelligence.


Diawali dengan naskah pembukaan ketika ancaman pemanasan global bukan isapan jempol belaka dan kekacauan kekacauan besar melanda negara negara miskin didunia. Kota Venice, New York dan kota lainnya telah tenggelam dengan kenaikan air laut. Pasokan makanan dari lumbung padi dunia semakin menipis disertai dengan bencana kelaparan. Peniliti peneliti didunia bersikeras untuk menciptakan sebuah solusi futuristis yakni bagaimana robot dilibatkan sebagai mesin pekerja yang mendobrak dengan efisiensinya. Robot tidak membutuhkan makanan sebagaimana manusia sebagai makhluk organik yang membutuhkan food supply setiap hari. Digagaskan oleh perusahaan Cybertronics dimana sang pemilik Professor Allen Hobby (William Hurt) mendamba dambakan Meca (aka robotic) yang memiliki perasaan dan cinta seperti halnya manusia.

Ketika diadakan studi tentang cinta seperti apakah yang dimaksudkan Dr.Hobby, Ia menjawab cinta yang tidak bernaluri terhadap psikis namun cinta yang berasaskan emosi seperti kasih sayang seorang anak kepada ibunya.

Begitulah film ini menceritakan sebuah keluarga yang menerima robot untuk digantikan oleh seorang putra yang hampir dipastikan meninggal karena penyakit yang menggerogotinya. Sang istri ,Monica(Frances O'Connor) awalnya marah kepada Henry (Sam Robards), sang suami karena merasa anaknya tidak bisa digantikan oleh meca yang mirip manusia sekalipun. Namun karena menganggap pemberian sang suami tersebut dapat mengobati luka mendalamnya, akhrinya ia menerima Meca yang bernama David tersebut.
Melalui pemrograman yang permanen dan tidak dapat diubah lagi, David (Halley Joel Osment) akan selamanya menganggap Monica sebagai ibunya. Lantas apabila Monica salah memutuskan tentang kesiapan dan pertanggungjawabannya tersebut David mau tidak mau harus dihancurkan sebagai Meca yang ilegal dan tidak memiliki status kepemilikan.

Artifisial Intelligence secara perlahan lahan menunjukkan perkembangan diri David yang hidup dalam dunia sehari hari manusia. Ia sangat suka memperhatikan Monica bila menyediakan segelas teh, melihat cara mereka makan dan memasukkan makanan kedalam mulut, begitu juga ketika ia dengan sangat senang mendengarkan Monica menceritakan dongeng anak anak berjudul Pinokio yang mengubah hidupnya.Tetapi ketika Monica terpancing dengan kesalahan kesalahan mendasar sebuah Meca yang malah dirasa semakin merumitkan hidupnya , kedua pasangan itu sepakat membuang David bersama tedy, boneka beruang kedalam hutan. David yang awalnya menganggap mereka sedang bermain petak umpet malah tersadar dan menangis tersedu sedu meminta Monica untuk memaafkan kesalahannya dan tidak membuangnya. Ia terus merangkul Monica dan mengatakan kalau seorang Pinokio dapat berubah menjadi seorang anak laki laki seutuhnya , "maukah Monica kembali menerimanya?"


Steven Spielberg pantas kita puja puji dalam menempatkan sebuah cerita yang otentik dan dibarengi dengan visual effect yang menghipnotis. Dengan pendekatan yang sangat dramatis Steven Spielberg hendak memperolok olok serba serbi teknologi yang kita miliki namun tidak dapat dipertanggungjawabkan. Lihatlah David yang sangat menginginkan menjadi seorang anak laki laki dan memohon mohon kepada manusia yang merasa terancam dengan cinta mereka yang begitu tulus. Sampai ia berjuang mencari Peri biru yang ia dengar sebagai sosok yang dapat mengabulkan permintaannya , membawa ia berpetualang memperjuangkan takdir dan masa depannya.Dan narasi ending ini adalah hal yang sulit dilupakan dan itu semua akan membuatmu berubah terhadap penghargaan diri kita sebagai manusia.



Menyaksikan A.I kita diajak untuk mempersiapkan diri untuk hidup berdampingan bersama robot yang memiliki perasaan murni. Dan ketika ia sangat menyayangi diri kita apa adanya, perlukah kita membalasnya?



Film ini mempertemukanku kembali dengan aktor muda paling multi talented yang pernah saya temui, Hally Joel Osment. Pasca penampilan dinginnya di The Sixth Sense yang mensejajarkan dirinya sebagai aktor dalam perebutan piala Oscar, ia tampil sangat cemerlang sebagai David, Si robot Meca yang tidak bisa makan dan buang air. Melihat gerak geriknya, bola matanya dan apa yang dipikirkannya kita pasti percaya bahwa ia memang robot betulan.Luar biasa. Dan anda bisa lihat foto disamping ini ketika ia masih kecil dan sekarang berusia 22 tahun. Kini ia lebih sering membintangi film diluar produksi Hollywood sehingga belakangan namanya redup walau mustahil sampai tenggelam. Kita nantikan saja kiprahnya kedepan akankah ia kembali menghangatkan Hollywood sebagai suatu tempat yang dibanjiri orang orang jenius seperti dirinya.




Directed by : Steven Spileberg
cAst : Halley Joel Osment,Frances O' Connor,Sam Robards, William Hurt, Jude Law.
Score : 4.5/5


Diberdayakan oleh Blogger.